With my brother |
15 Mei 2015
- Kakak saya menikah
- Wisuda SMK na saya
Juni - Juli (mungking lebih tepat bulan Ramadhan)
- Mamak saya sakit
- Dioperasi
- Didiagnosis kangker stadium 4 (well, that's make me shock)
Juli - Agustus (saya tidak begitu ingat ini kapan tapi yang jelas Tahun Ajaran Baru)
- Melepaskan mimpi (kuliah, kerja di PT ternama. Dicancel semua demi keluarga)
- Jadi penjual dikantin sekolah menggantikan mamak
- Menjalin hubungan dengan orang yang dulu bikin saya baper. Sebut saja "DS". We have a relationship
Minggu, 13 September 2015
- Mamak meninggal dunia (dunia seakan runtuh. Segala hal minimpa, baik maupun buruk.)
Senin, 14 September 2015
- Pemakaman mamak
Selasa, 15 September 2015
- My birthday (Saya mendapat kejutan dari kakak-kakak yang saya pikir itu adalah perayaan pertama yang diadakan keluarga untuk saya. Dengan mengharu biru saya meniup lilin. Saya pikir ini semua telah direncanakan sedemikian rapih. Dan mamak saya adalah kado terindah yang pernah Allah berikan kepada saya. Thanks Allah :-) )
1 Oktober 2015
-Saya memutuskan hubungan "lagi" dengan DS. (Dan seminggu kemudian saya melihat status di salah satu sosmed yang menunjukkan dia telah memiliki pasangan baru. Saya sebenarnya sangat sangat kecewa, marah, sedih, hancur. Bayangkan bila diposisi saya, saat itu saya sedang sangat sangat membutuhkan tempat untuk berbagi curahan hati selepas Ibu pergi. Dengan mudahnya dia tinggalkan saya. Dan beberapa lama kemudian saya terlibat cekcok di sosmed dengan kekasih barunya. Betul saya mengawali, hanya mengomentari status yang kekasihnya buat. Lalu saya dipermalukan dengan status kotornya itu. Semalam kemudian selesai urusan. Beberapa lama kemudian setelah saya melupakan segala tentang DS, dia datang menjumpai Bapak saya untuk mengklarifikasi percekcokan saya dengan kekasihnya. Bagiku ini hanya menambah-nambah masalah saja. Tiga hari kemudian, malam-malam ia bertandang kerumah menemui saya dengan tujuan yang sama. Memang telah selesai tapi sakit yang saya rasakan tak pernah usai. Betapa hancurnya saya. Saya seolah menanggung segala penderitaan sendiri. Saya menangis karna tak ada belas kasih yang didatangkan untuk saya kala itu. Malam setelah ia pergi, dan Bapak saya bekerja, saya hanya sendiri. Itu malam yang sulit dilupakan, saya menjerit meraung-raung karna tidak ada yang memberi pelukan ketenangan. Saya tersakiti. Mungkin bagi mereka saya bocah, hanya bertindak sesuka hati. Tapi tidak, saya juga punya hati.
Jumat, 21 November 2015
- Saya membuka hubungan baru dengan orang lain sebut saja DY.
Jumat, 20 Mei 2016
- Saya memutuskan hubungan dengan DY. ( Bagi saya DY sekarang begitu teramat penting. Karna setelah segala hal yang menimpa saya. Dialah orang yang menjadi tempat peraduan saya. Dia mengerti saya dan selalu berusaha untuk ada untuk saya. Tapi sejujurnya saya begitu ragu dengan hubungan ini. Bukan masalah cinta, tapi status yang berbeda. Saya tidak terlalu mendapat dukungan yang baik dari keluarga. Lagi pula usia kami masih muda, aku pikir mungkin belum saatnya kami untuk menjalin kedekatan yang lebih jauh. Aku pun bosan pacaran, juga takut dengan dosa yang ditimbulkan. Lagi pula belum tentun kami berjodoh. Jadi aku pikir berteman lebih baik. Tapi sungguh, begitu banyak keasyikan yang kami berdua lakukan, pengorbanan kecil yang hitung tak dihitung yang membuat semua istimewa. Tapi aku tidak begitu suka dengan dia yang sering sakit, mudah menangis, dan juga bercerita seputar itu-itu saja. Jujur aku bosan. Tapi begitu putus dengan nya saya begitu merindukan dia. Saya terbiasa mengatakan segala hal dengan dia tapi kali ini tidak.)
Tak berapa lama
Aku mengirim sms lebih dulu, dan dia membalas. Aku sangat senang ia masih seperti biasa, tapi aku pura-pura bersikap cuek. Aku hanya takut dia semakin cinta. Aku tidak ingin dia terlalu cinta tapi sebenarnya kadang aku juga takut kehilangan dia.
28 Mei 2016
Aku lelah, karna aku selalu memulai sms lebih dulu. Kadang aku juga ingin ia bertanya kabar lebih dulu. Lalu aku marah, aku mengatakan padanya apa yang aku rasakan, dan kujadikan ia punya kekasih lain sebagai alasan dan ancaman. Aku jahat ya? Kita tidak pacaran tapi tetap berkomunikasi seperti pacar hanya tidak ada panggilan-panggilan mesra. Hmmm dia marah. Dia ingin kita seperti dulu, tapi aku jawab aku tidak ingin pacaran, sudah jangan dibahas. Dia membalas iya sudah. Ketus sekali. Entahlah sebenarnya apa yang dipermasalahkan. Tapi aku meminta maaf salah ku ini. Dan dia belum membalas. Mungkin sudah tidur.
Okeh, sorry iam talking too much. Entahlah kata-kata itu meluncur begitu saja. This is my new story. Happy and free life :) Good night
Tidak ada komentar:
Posting Komentar