Minggu, 04 Januari 2015

Kata Yang Tak Terucap #Puisi



Cinta Diujung Jendela

Dalam anganku tersirat bayangmu
Aku ingat ketika aku menatapmu
Aku merasa derita dalam sukmaku
Hati ini menginginkanmu
Tapi puncak kesadaran mengguncangku
Menampar setiap urat nadiku
Menghinakan aku “wanita kotor, pantaskah kau disandingnya?”

Sempat aku menangis
Tetapi sukma menegakkan ruas
Aku diam, berpikir sejenak
“Tidak. Dia yang tak pantas bersanding denganku.”
Lalu ia bungkam

Aku menyiksa batinku
Dalam anganku tersirat bayangmu
Bayang semu, hanya itu yang ditemu
Kamu dinyatakan dalam khayalan

Tak ada lagi rupa yang akan kukata
Tak ada lagi sukma yang mengudara
Tak ada lagi cinta diujung jendela

Dalam anganku tersirat bayangmu

20 Juni 2014
00:31-00:57 W.I.B.



Bulan Terkekeh

Di bawah temaram bulan yang merona menebar kesunyian malam
Aku duduk disana, merengkuh segala yang ada tanpa arti yg kulihat
Hembusan angin menerpa, dingin menusuk rusuk
Dan luka yang semakin membengkak tak kunjung datang tambatan

Ku sibukkan diri mengorek tanah yang tak kunjung berdasar
Lalu aku jemu dibuatnya!
Kutatap langit namun bulan terkekeh
Seolah tau sebab nasib diriku

Pamer pesona di Malam
Karna ia satu-satu nya ratu disana.
Dan aku,
Begitu jauh dan kecil baginya
Aku tak nampak oleh satu bintang pun disana
  



Rupa Yang Hilang

Angin yang menghantarkan aku ke cakrawalar    
Keriap cahaya membiaskan bayang
Lalu kutangkap sesosok rupa yang hilan
Sosok yang dicuri dari hayal

Senja kala itu menyematkan cahaya dilubuk rasa
Menggemingkan dunia yang seolah tak beranjak dari tempatnya
Hanya ruh yang bertautan mengidung ke langit cinta
Hasrat ini bergetar merindukan tuannya

Yang kupuja kini telah tiba di muara jiwa

Desember 2014



Syair Pujangga

Lantunan syair-syair elok mu di embun pagi
Buatku terbuai lantas lemas terkulai
Ya Pujangga...
Yang menjejalkan kaki mengitari jagad khayal
Lalu menari-nari dalam awan lamunan
Kau merasuk di dada
Menggejolakkan kembali jiwa dari tidur panjang

Aduhai...
Janganlah redup syair itu
Lantunkanlah sepanjang waktu
Buailah aku selalu
Sungguh aku tak ingin beranjak dari peluk syairmu
Tak peduli matahari meninggi
Tak peduli bulan datang dan pergi lagi

Ya Pujangga...
Syairmu telah mengecup bibir
Kini benar aku terbangun dari mimpi
Dan aku inginkan engkau disini

27 Desember 14
15:22 W.I.B